Daftar Blog Saya

Daftar Blog Saya

Selasa, 20 Desember 2011

MEMIMPIKAN PEMIMPIN INDONESIA YANG BERKARAKTER KEISLAMAN



Oleh Elvira Suryani, S.IP

Aku akan bangga, jika negeri ini di pimpin oleh seorang yang memiliki sosok seperti khalifah Umar Bin Abdul Aziz. Negeri yang penuh dengan kejayaan, tak ada lagi orang yang minta-minta, tak ada lagi pengemis, dan orang miskin. 
Bahkan di masa pemerintahan beliau, zakatpun sudah di ekspor ke Negara lain, karena sudah tidak ada lagi yang mau menerima zakat di negeri yang beliau pimpin. Subahanallah, betapa indahnya hidup, ketika syari’at tidak sekedar retorika belaka, tidak hanya sekedar simbol saja, namun dijadikan pondasi dan aktualisasi dalam menjalankan kehidupan bernegara.
Jika dibanding dengan Indonesia saat ini , sangat jauh sekali dari hal tersebut, meski banyak penduduk yang beragama Islam, namun kita jauh sekali dari nilai-nilai keislaman tersebut. Power seorang pemimpin hanyalah terlihat dari batasan fisik, bukan akhlak dan kredibilitas yang mampu mengayomi masyarakat. Uang menjadi prioritas penentu dalam  merebut kekuasaan, bukan akhlak.
Miris sekali melihat kondisi negari yang carut-marut ini,masyarakat sekarang pun sudah apatis terhadap pemimpin. Siapapun pemimpinnya semua tetap akan di hujat, di diskreditkan, bahkan dijatuhkan oleh lawan politiknya.
Aku rindu, rindu sekali Indonesia yang berkarakter Islam, baik rakyat maupun penguasa. Jika hal ini ditanamkan sejak dini kepada generasi, bukan hal yang mustahil, 5 tahun ke depan Indonesia bisa bangkit kembali. Beragama dijadikan pegangan dalam melaksanakan berbagai macam aktivitas kebangsaan dan kemasyarakatan. Bukan memisahkan antara agama dan Negara seperti yang dilakukan oleh salah satu founding father (pendiri bangsa) Indonesia yakni Ir.Soekarno, pengkotak-kotakan keyakinan dengan pelaksanaannya lah yang pada akhirnya kita tidak mampu mencapai tujuan yang kita inginkan. Karena setiap pedoman dasar yang kita punya tidak kita gunakan dalam setiap aktualisasinya. 
Jika hal ini sudah tertanam dalam masyarakat dan penguasa, maka hukum sebagai payung  (pelindung) masyarakat tidak akan mampu lagi di tembus oleh para mafia hukum. Karena karakter keislaman sudah masuk dalam diri para penegak hukum yang menyadari bahwa ada pertanggungjawaban besar di negeri keabadian kelak ketika mereka menyelewengkan hukum yang sudah dibuat.
Kemudian negeri ini akan bebas dari kemiskinan, karena setiap masyarakat sadar dan memahami bahwa memberi adalah bagian dalam dirinya yang tidak bisa dipisahkan dalam kepribadiannya sebagai seorang yang beragama. 
Banyak hal lain lagi yang bisa dimunculkan dengan tumbuhnya kepribadian-kepriadian yang berkarakter Islam, seperti; masyarakat yang taat hukum, masyarakat yang bersih, masyarakat yang dermawan, masyarakat yang taat kepada pemimpinnya dan sebagainya.

Bekasi 17 Februari 2011, tulisan ini pernah diikut sertakan pada Lomba Peduli Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar