Sejauh mana kaki melangkah, tak
bijak rasanya jika jejak -jejak itu tak terluliskan untuk mengabadikan setiap
kenangan. Baik itu kenangan yang buruk ataupun menyenangkan. Semua menjadi
bagian dalam sejarah kehidupan kita. banyaknya cita-cita, harapan dan keinginan
yang telah tergoreskan ditahun lalupun, jika dengan menuliskannya kita akan tau
kelebihan dan kekurangan dari cita-cita, harapan dan keinginan kita tersebut
dengan membuka lembaran-lembaran tulisan yang telah berlalu.
Saat inipun telah berganti tahun,
mungkin ada baiknya kita kroscek kembali. Dari berbagai resolusi yang telah kita buat, berapa yang sudah tercapai dan berapa yang belum. Apa yang menjadi
kendala atau hambatan sehingga kita belum mampu mewujudkannya. Faktor apa saja
yang berpengaruh terhadap pencapaian resolusi tersebut. Apakah internal atau
eksternal. Tak mengapa kita berulang-ulang mengevaluasinya agar apa yang menjadi tujuan kita dalam hidup menjadi lebih baik. Bukankah hidup itu juga perlu koreksi agar kita belajar dari kekeliruan yang kita lakukan.
Faktor Internal
Faktor Internal bisa saja berasal dari kita sendiri yang memang kurang memiliki niat yang kuat untuk meraihnya, atau bisa saja kemalasan yang kita budidayakan sehingga kita belum mendapatkan apa yang kita inginkan. Bisa juga masalah pengelolaan waktu yang kurang bijak sehingga hal-hal yang seharusnya menjadi prioritas malah terabaikan bahkan menjadi nomor urut kesekian. Banyak di antara kita yang sering berjanji untuk konsisten dengan agenda-agenda yang kita tuliskan, namun kita sendiri pula yang melanggarnya.
Mungkin termasuk saya yang menuliskan hal ini pun juga pernah mengalami hal tersebut. Agenda kegiatan yang sudah dirancang dengan baik, bisa berantakan dengan sesuatu hal yang baru yang tidak masuk skala prioritas kita tadinya. Kita sudah menentukan langkah-langkah yang akan kita lakukan untuk mencapai tujuan dan cita-cita kita. Bisa rusak dengan agenda baru yang tidak masuk daftar list kita.
Apalagi seseorang yang menyukai sesuatu yang baru, selalu tergiur untuk mengikutinya sehingga melupakan sejenak rencana awal yang sudah dirancangnya dengan matang. Bukan berniat untuk melupakan seutuhnya tidak, namun konsentrasi yang sudah terpecah dengan hal-hal yang baru, tentunya akan mengurangi fokus kita terhadap rencana awal yang sudah kita siapkan.
Begitulah terkadang manusia,
fokus itu ternyata penting untuk mengukur sejauh mana keberhasilan kita untuk
meraih cita-cita yang sudah kita rancang, atau katakalah resolusi yang
senantiasa dibuat oleh orang-orang setiap tahunnya. Baik kaum bisnisman, para
pendidik, pedagang ataupun diri pribadi yang punya targetan-targetan tertentu
untuk merubah kehidupan diri sendiri menjadi lebih baik.
Faktor Eksternal
Selain faktor internal, faktor
eksternal dari diri kita ikut mempengaruhi resolusi-resolusi yang telah kita
bangun, salah satunya adalah lingkungan sekitar kita. Bayangkan jika kita
bermimpi menjadi seorang penulis, dan punya keinginan untuk menerbitkan buku.
Kemudian kita sendiri memiliki motivasi yang kurang dari diri sendiri. Lalu
ditambah dengan lingkungan yang bukan kalangan penulis, hal ini sedikit banyak
tentunya akan mempengaruhi kita dalam mengusahakan apa yang kita inginkan.
Menulis dengan orang yang memilik hobi yang sama tentunya akan lebih asyik
ketimbang menulis sendiri. Semangatnya tentu akan berbeda. Kita pun juga
termotivasi untuk mewujudkannya dengan pressure
dari lingkungan sekitar. Presure yang
memaksa diri kita untuk mewujudkan tulisan-tulisan kita. Begitu juga dengan hal
lainnya, apa yang kita mau dalam hidup ini, lingkungan merupakan pengaruh yang
cukup besar pula dalam mewujudkan resolusi-resolusi yang kita bangun tersebut.
Membangun Energi Positif
Sedikit mengutip ungkapan salah
seorang motivator (Iphho Santosa Penulis buku “7 Keajaiban Rezeki”) mengatakan
bahwa ada tiga faktor merusak keberhasilan seseorang yakni; 1) tidak memiliki
impian. 2) impian terlalu kecil sehingga tidak memotivasi seseorang untuk maju.
3) Tidak menjiwai impiannya tersebut.
Motivator tersebut pun mengatakan
jika ingin berhasil dalam mewujudkan sesuatu bangunlah diri kita sendiri
menjadi pribadi yang bersemangat, baik pakaian, gaya rambut, cara berjalan. Hal
tersebut akan mempengaruhi gerak seseorang dalam mencapai tujuannya.
Kemudian lingkungan pun juga
diperlukan lingkungan-lingkungan yang dapat membangkitkan motivasi.
Berita-berita yang positif, musik yang kita dengarpun juga musik yang
menumbuhkan motivasi bukan membuat manusia loyo. Begitu juga ketika mencari
hiburan filmpun juga diperlukan film-film yang dapat membangkitkan semangat
diri kita sendiri.
Energi-energi postif yang
mengelilingi manusia akan mempengaruhi gerak langkahnya dalam mencapai
impiannya atau yang sering kita sebut dengan resolusi. Begitu juga sebaliknya,
jika lebih banyak energy-energi negative yang mengitari kehidupannya, maka hal
itu akan menghambat keberhasilannya dalam meraih resolusinya.
Mengutip hadist Rasulullah saw: “ Permisalan teman duduk
yang baik dan teman duduk yang jelek seperti penjual minyak wangi dan pandai
besi. (Duduk dengan) penjual minyak wangi bisa jadi ia akan memberimu minyak
wanginya, bisa jadi engkau membeli darinya dan bisa jadi engkau akan dapati darinya
aroma yang wangi. Sementara (duduk dengan) pandai besi, bisa jadi ia akan
membakar pakaianmu dan bisa jadi engkau dapati darinya bau yang tak sedap.”
(HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Begitu pulalah perumpamaan diri kita yang ingin berhasil
dalam meraih resolusi yang sudah kita tuliskan. Orang-orang yang ada disekitar
kita merupakan faktor pendukung dalam menciptakan mimpi-mimpi kita.
Sedikit-banyaknya pasti memberikan efek kepada kita.
Keberhasilan
Ada sebagian orang mungkin berkata bahwa keberhasilan yang
ia peroleh saat ini, tak lain adalah karena jerih payah dan usahanya sendiri.
Faktor pendorong utama dalam dirinya, mungkin benar adanya, coba kita
perhatikan keseharian dia, dengan siapakah ia bergaul, bagaimana lingkungannya,
siapakah
orang yang menginspirasinya. Dan hal terpenting juga bagaimana spritualitasnya.
Kita akan mengatakan bahwa keberhasilan tersebut terwujud
dari berbagai macam dominasi motivasi yang mempengaruhinya, sehingga mampu
bangkit, bergerak, dan melakukan lompatan yang tinggi.
Kemudian kita bisa lihat juga sejauh mana usaha orang
tersebut mewujudkan keberhasilannya tersebut. Ada para ilmuwan yang
bereksperimen puluhan tahun, ketika di tahun ke 10 baru ia berhasil dalam
meciptakan sesuatu. Ada juga yang jatuh bangun berkali-kali dalam membangun
wirausaha. Ketika bangkrut, ia bangun lagi, sampai beberapa kali, sampai ia
menghasilkan kesuksesan dalam usahanya.
Menurut cerita dari salah seorang teman yang mengatakan
bahwa orang China dalam menjalankan usaha, biasanya mengukur waktu keberhasilan
tersebut sampai 5 tahun. Setelah lima tahun usaha yang ia jalankan menunjukkan
keberhasilan kah atau tidak, barulah mereka memutuskan untuk alih profesi ke
bidang lainnya.
Keberhasilan jalannya memang membutuhkan waktu yang panjang,
perlu proses, kegigihan, ketekunan, kerja keras, dan strategi yang jitu untuk
mewujudkan resolusi-resolusi yang kita bangun.
Saya menuliskan ini untuk perenungan jejak-jejak langkah pribadi yang telah saya lewati. Merenungi sejauh mana langkah resolusi itu berjalan,
sudah sampai dititik mana, stagnankah, atau berjalan merambat, atau sudah
melalu dengan baik. Jika orang menuliskan resolusinya untuk setiap awal tahun,
maka saya akan melanjutkan resolusi yang telah ada sebelumnya yang belum sempat
terwujud pada tahun-tahun sebelumnya.
(revisi dari artikel saya beberapa tahun yang lalu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar