Daftar Blog Saya

Daftar Blog Saya

Selasa, 03 Februari 2015

BELAJAR DARI PENGALAMAN PEMBANGUNAN INDONESIA





(Ulasan Pemikiran Widjojo Nitisasto )



 (Ilustrasi Gambar:wallpaperwide.com)

Uraian kompas tentang peluncuran buku “Pengalaman Pembangunan Indonesia, Kumpulan Tulisan dan Uraian Widjojo Nitisasto” mengajak kita untuk berkaca kepada sejarah, dimana Indonesia pernah menikmati kejayaan masa silam dengan tingkat perekonomian yang membaik sampai-sampai produksi ekspor yang tinggi pada era 80-an. 

Menurut ekonom senior Emil Salim menjelaskan tentang pemikiran Widjojo bahwa sebagai arsitek perekonomian Indonesia masa dulu masih relevan untuk dijadikan pelajaran di masa sekarang.

Penentuan skala prioritas yang disepakati bersama dan dijalankan dengan konsisten, efesiensi di semua pengambil kebijakan serta keteguhan mencapai tujuan pembangunan untuk rakyat adalah sebagian dari pemikiran senior Widjojo yang masih bisa dipakai untuk menjawab tantangan persoalan bangsa kita saat ini.
Bahkan Ekonom M. Arsyad Anwar menambahkan, Widjojo mengidentifikasikan penyebab kegagalan Negara berkembang antara lain: 


  •   para pemimpin gagal menetapkan prioritas secara konsisten
  • para pemimpin juga tidak bisa mencapai kesepakatan diantara mereka sendiri tentang skala prioritas yang diperlukan
  • Kalaupun berhasil menyepakati skala prioritas, mereka tidak mau konsisten .
M. Chatib Basri juga menilai Widjojo juga merupakan orang yang tidak mempercayai mekanisme pasar sepenuhnya (Planing throught the market, menggunakan pasar sebagai instrument). 

Tidak hanya para pakar-pakar yang telah mumpuni dibidangnya yang menyetujui pemikiran dari Senior Widjojo, namun wakil presiden Indonesia Prof. DR. Budiono pun mengaku pernah belajar dari beliau.
Kata-kata sang Widjojo yang masih terpakem oleh Budiono tentang kepemimpinan, beliau mengatakan seorang pemimpin harus siap dikritik, dicerca, tetapi terus bekerja. Widjojo juga mencermati demografi ketika akan merencanakan dan membangun perekonomian Indonesia dengan cermat.

Seorang Widjojo memiliki pandangan yang tidak berbeda jauh dari para pendiri Republik Indonesia ini, yakni mempertemukan tujuan keadilan dengan memakmurkan dan pemerataan dengan pertumbuhan. “Cita-cita itu tumbuh dari dalam, bukan dicangkok dari luar”. 

Sudah sepantasnya para pemimpin negeri ini mengkaji ulang kembali, pemikiran-pemikiran para pendahulu yang masih relevan untuk perubahan negeri ini. Kita memang tidak bisa lepas dari sejarah. Karena dengan sejarah manusia bisa belajar dari apa yang sudah terjadi. Sesuatu yang baik dapat dikembangkan dan peninggalan sejarah yang buruk dapat dijadikan pelajaran untuk perbaikan bangsa ini.

Dikutip dari artikel kompas (edisi, Jum’at 15 januari 2010, Pemikiran Widjojo masih tetap Relevan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar