Pengantar Kata
Adik-adik
pasti pernah mendengar tentang kisah pantun dari jaman nenek moyang kita
bukan?. Nah kali ini buku yang ada ditangan adik-adik ini adalah pantun yang
dahulunya bisa digunakan sebagai cara untuk memberi tahu tentang sesuatu baik
berupa nasehat dan suri tauladan. Tidak hanya dari segi kehalusan bahasa, jika
pantun ini digunakan, tapi juga dengan berpantun juga mengajarkan manusia untuk
berkata baik dengan orang lain dengan cara yang unik. Pantunpun juga disebut
sebagai seni budaya nenek moyang yang sudah turun-temurun. Dengan berpantun
adik-adik dapat mengembangkan penggunaan bahasa dengan baik.
Semoga
buku yang ada di tangan adik-adik ini dapat memberikan berbagai nasehat-nasehat
yang baik tentang kehidupan yang
adik-adik lalui sehari-hari.
Selamat
membaca !!
A. Sekilas Tentang
Pantun
Pantun
adalah sejenis puisi lama yang gunakan untuk mengungkapkan perasaan diri
sendiri kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sindiran.
Pantunpun
digunakan untuk menunjukkan berbagai macam bentuk perasaan, dalam kondisi
senang orang bisa berpantun Gembirapun orang bisa berpantun, bahkan dalam
keadaan marah dan sedihpun orang bisa berpantun.
Pantun
tidak hanya memberikan kehalusan bahasa bagi sipemakainya, namun menunjukkan
seni kata-kata yang disampaikan kepada orang lain dengan cara yang baik. Dengan
pantun, orang bisa menyampaikan maksud dengan kata-kata yang indah.
Pantunpun
bermacam-macam jenisnya: Pantun agama, pantun mengenai sopan santun, pantun
tentang pendidikan.
Biasanya pantun terdiri dari 4
baris, baris pertama dan kedua adalah sampiran, kemudian baris ketiga dan
keempat adalah isi. Pesan yang disampaikan oleh si pembuat pantun biasa nya
terletak pada baris ketiga dan keempat.
Irama pantun pun ada empat macam diantaranya adalah:
1. Irama
pantun yang setiap barisnya diakhiri dengan huruf AAAA
2. Irama
pantun yang setiap barisnya diakhiri dengan huruf ABAB
3. Irama
pantun yang setiap barisnya diakhiri dengan huruf AABB
4. Irama
pantun yang setiap barisnya diakhiri dengan huruf ABBA
Pantun pada intinya berasal dari
dialeg melayu, namun di Indonesia sudah berkembang sesuai dengan adat dan
budaya daerah setempat, seperti : pantun sunda, betawi, pantun minang dan
lainnya.
Tujuan Pantun:
Penggunaan pantun kalau kita pada
jaman sekarang sudah mulai berkurang. Menggunakan pantun dianggap sudah kuno
dan ketinggalan jaman. Sekarang pantun hanya dipakai pada acara-acara khusus
saja, seperti pada saat pesta pernikahan dalam penyambutan calon mempelai pria
dan acara-acara adat. Pantun dibuat sebetulnya bukan hanya sekedar permainan
kata-kata dan hiburan belaka, namun dengan berpantun dapat memberikan
pelajaran, suri tauladan terhadap orang-orang bijak terdahulu.
Dengan
pantun kita dapat mengajarkan nilai-nilai luhur secara turun temurun kepada
generasi penerus.
Berikut ini ada beberapa contoh pantun:
I. Contoh
Pantun Nasehat Untuk Sopan Santun
Berlari anak si kumbang jati
Jatuh Tersungkur ke dalam hutan
Sungguh sayang tidak berbudi
Mendekat orangpun enggan
Burung kutilang bernyanyi merdu
Hinggap di dahan daun kasturi
Pulang-pulang menggerutu
Ada apa gerangan
adikku ini
Hujan turun rintik-rintik
Ketika bujang hendak ke pasar
Waktu kecil suka berisik
Kalau besar membuat onar
Dinding baja keras sekali
Enak di pakai buat pembatas
Anak raja berjiwa besi
Enggan sekali berbuat culas
Batang serai buah menggkudu
Dipakai orang untuk berobat
Jika kalian sering mengadu
Alamat badan tidak selamat
Kerta api jalannya
kencang
Suka berhenti di leuwi
panjang
Kalau sudi anda datang
Puaslah hati bukan
kepalang
Kuda ku lari kencang
Di tunggang oleh si
anak muda
Jika anda suka berutang
Jangan lupa membayarnya
Daun nyiur di tiup
angin
Menjulang tinggi di
tepi pantai
Sungguh mujur nasib si malin
Baik budi dan juga
pandai
Anak rusa di tengah
hutan
Mati di terkam harimau
basa
Anggukan diri dengan
sopan
Jika bertemu dengan
siapa saja
Burung Elang bersayap
emas
Terbang tinggi di
angkasa
Jangan suka bersikap
cemas
Membuat hidup tidak
bahagia
Pulau tidung indah rupanya
Banyak dikunjung orang
Bintan
Tuan bingung dengan
giginya
Sakit sekali di bawa
makan
Kulit manis baunya enak
Dipakai ibu untuk
merendang
Gadis baik pandai
memasak
Diambil mantu semua
orang
Kucing belang beranak
belang
Bermuka dua beralis
tinggi
Pulang-pulang mencaci
orang
Takutlah kita pada Sang
Terkasih
Kait sebelah
Panjang sehektar
Hukum yang salah
Bela yang benar
Lonceng istirahat sudah
berbunyi
Waktunya kita makan
siang
Jangan jahat wahai
saudari
Kalau kita ingin di
sayang
Hitung satu sampai tiga
Jalanan berbatu ke
singaraja
Jika kamu suka berduka
Alamat badan jadi
sengsara
Gendang bertalu-talu
Seruling mendayu-dayu
Masak kurang bumbu
Jangan harap ada yang
mau
Burung berkicau
Ayam berkokok
Guruku galau
Kalau disogok
Hujan Gerimis di akhir
pekan
Jatuhnya dalam tempayan
Gadis manis berambut
legam
Suka tersenyum lagi
menawan
II. Contoh
Pantun Nasehat Untuk Agama
Kebun paya berbuah ubi
Di makan anak raja basa
Jangan suka bermain judi
Nanti kamu mendapat dosa
Para guru pergi ke pekan
Menanti mobil di pinggir jalan
Doa dulu sebelum makan
Agar berkah kita dapatkan
Kunang-kuang
bertebangan tinggi
Menghiasi udara di
malam gulita
Jika kita senang
mengaji
Yakinlah diri akan
masuk surga
Burung berkicau di pagi
hari
Sudah berkumpul di atas
dahan
Agung besar risau tak bisa ngaji
Takut di olok
teman-teman
Jalan-jalan ke sukabumi
Jangan lupa lihat kolam
Kalau anda hendak pergi
Jangan lupa ucapkan
salam
Siang bermatahari
Malam berbintang
Pulang mengaji
Hatiku senang
III. Contoh Pantun Nasehat Untuk
Pendidikan
Sungguh Indah bunga
kasturi
Enak di pandang oleh
mata
Sungguh indah berilmu
tinggi
Banyak orang yang
memuliakannya
Buah mangga dipetik ibu
Dibawa pulang dengan
keranjang
Siapa suka mengkaji
ilmu
Hidup senang bukan
kepalang
Daun saga
Buah kemiri
Aku bangga
Berprestasi
Murah harganya buah
mangga
Dibelikan ibu untuk si
Alis
Suka membaca berbagai
karya
Banyak sekali yang bisa
ditulis
IV. Contoh Pantun Nasehat Untuk Bekerja Keras
Kain songket di dalam
peti
Di pakai gadis untuk
menari
Kalau dompet tidak
terisi
Jangan lupa usaha lagi
Dua kaki saya
Sehat dan tidak buntung
Jika ingin kaya
Rajin-rajinlah menabung
Sungguh keras badak kulit
nya
Berundak-undak di dalam
hutan
Jangan segan untuk
bekerja
Menyambung hidup dimasa
depan
Catatan: Pernah diterbitkan pada Tahun 2010 oleh Pusbuk Nasional